Minggu, 10 Agustus 2014

IBD (Ilmu Budaya Dasar) - Resensi Novel

RESENSI NOVEL 

(Harry Potter 7)








Judul Novel        : Harry Potter and The Deathly Hallows
                         ( Harry Potter dan Relikui Kematian )
Nama Penulis     : Joanne Kathleen Rowling
Alih Bahasa        : Listiani Srisanti
Tahun Terbit       : 2008
Nama Penerbit    : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman  : 999 Halaman
ISBN -10            : 979-22-3349-0
ISBN -13            : 978-979-22-3349-0


Sinopsis:
Ketika harry Potter tepat berusia 17 tahun maka mantra perlindungan dari ibunya akan lenyap, sehinggaVoldemort dan para pelahap maut berusaha menangkap Harry Potter pada saat ia akan dipindahkan dari Privet Drive ke The Burrow yang sudah diberi mantra-mantra perlindungan.
Sementara itu keyakinan Harry terhadap Dumbledore jadi sedikit goyah setelah membaca berita-berita di Daily Prophet tentang kenangan-kenangan Dumbledore. Apalagi ada artikel yang memuat bahwa Rita Skeeter akan menerbitkan sebuah buku tentang Kehidupan dan Kebohongan Albus Dumbledore. Bagaimana sebenarnya kisah kehidupan Dumbledore, Harry sama sekali buta. Ia sangat kecewa karena Dumbledore tidak pernah mempercayakan cerita kehidupannya kepadanya sama sekali.
Ketika Paman Vernon, bibi Petunia, dan Dudley akhirnya setuju untuk meninggalkan privet Drive dan pergi bersembunyi ke tempat yang aman, Harry mendapati bahwa ternyata Dudley sebenarnya peduli padanya, dan menyampaikan rasa terima kasihnya (karena pernah diselamatkan Harry dari Dementor) meskipun dengan caranya yang unik.
Untuk  mengecoh Voldemort dan para pelahap maut, maka dibuat ada 7 Harry dengan memakai Ramuan Polijus. Namun mereka berhasil mengenali Harry asli yang bersama Hagrid. Tongkat sihir Harry secara aneh, sekali lagi telah menyelamatkannya dari Voldemort. Mereka selamat, Mad-eye Moody tewas dan George Weasley kehilangan salah satu telinganya.
Harry, Ron, dan Hermione tidak berniat kembali ke Hogwarts. Mereka akan melaksanakan pesan Dumbledore untuk mencari dan menghancurkan Hocrux-hocrux ( jiwa-jiwa Voldemort yang terpisah dan menempati benda-benada yang dipilihnya).
Dumbledore ternyata juga mewariskan deluminator (penangkap cahaya) kepada Ron, buku Kisah-kisah Beedle si Juru Cerita kepada Hermione, dan snitch (yang pertamakali ditangkap Harry dalam pertandingan quidditch pertamanya di Hogwarts), serta Pedang Griffindor yang oleh kementrian sihir ditahan dan tidak diberikan  kepada Harry.
Tepat sesaat setelah pesta pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour berlangsung, kekacauan terjadi. Patronus dari Kingsley mewartakan bahwa Kementrian sihir sudah jatuh dan Scrimgeour (Menteri sihir) mati. Masing-masing mencari selamat. Harry, Ron, dan Hermione berdisapparate keTottenham Court Road, namun ternyata para pelahap maut dapat dengan mudah menemukan mereka.
Setelah berhasil lolos, mereka memutuskan untuk bersembunyi di rumah Sirius Black (Grimmauld Place ) yang sekarang diwarisi Harry. Mereka bersembunyi di rumah itu untuk beberapa lama. Mereka berhasil mengungkap siapa RAB (baca Harry Potter ke 6) yang ternyata adalah adik Sirius. Seorang pelahap maut yang akhirnya sadar. Ia mencuri liontin hocrox Voldemort dan menukarnya dengan yang palsu walaupun ia akhirnya harus merelakan nyawanya sendiri. Kreacher sag peri rumah yang diwarisi Harry akhirnya bersahabat dengan mereka dan melayani ketiganya dengan sangat baik.
Setelah melakukan beberapa penyelidikan, ternyata diketahui bahwa liontin itu sekarang dimiliki oleh Umbridge yang sangat mereka benci di Kementrian Sihir. Harry , Ron dan Hermione nekat menyelundup ke dalam kementrian. Mereka berhasil mengambil liontinnya dan lolos, namun persembunyian mereka telah diketahui sehingga mereka harus pergi.
Liontin itu ternyata membawa petaka perpecahan yang menyebabkan Ron pergi meninggalkan Harry dan Hermione. Keputusan Harry dan Hermione kemudian untuk mencari Bathilda Bagshot di Godric,s Hollow, telah mempertemukan mereka dengan Nagini (ular Voldemort), dan hampir saja tertangkap oleh Voldemort. Tapi tongkat sihir Harry patah dan tidak bisa diperbaiki lagi, ia merasa sangat lemah dan tak berdaya karenanya.
Harry kembali diserang oleh mimpi-mimpinya yang memasuki pikiran Voldemort. hanya sekarang dia lebih mampu untuk mengendalikannya, sehingga dia bisa melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan oleh Voldemort.
Ketika Harry sedang mendapat giliran berjaga di tenda mereka (dengan meminjam tongkat Hermione) , ia melihat patronus rusa betina perak dan segera mengejarnya. Patronus itu menuntunnya sampai ke sebuah kolam yang membeku. Di dasar kolam terletak Pedang Griffindor yang asli. Harry menyelam hendak mengambilnya dalam cuaca yang sangat dingin tak tertahankan. Namun liontin hocrux yang dikalungkan ke lehernya mencekik dan membuatnya hampir mati jika tidak diselamatkan oleh seseorang yang ternyata adalah Ron. Ia kembali pada mereka.
Ron bisa melacak keberadaan Harry dan Hermione ( yang dilindungi mantra-mantra pelindung) dengan deluminator yang diberikan Dumbledore padanya.  Liontin tersebut berhasil dihancurkan dengan pedang Griffindor.
Hermione menemukan lambang Grindelwald pada buku yang diberikan Dumbledore padanya. Mereka menemui Xenophilius Lovegood (ayah Luna) untuk menanyakannya . Mereka akhirnya mengetahui simbol tersebut adalah Deathly Hallows (Relikui Kematian), dimana kematian memberikan 3 benda miliknya kepada 3 bersaudara Peverell. Kisah tersebut sudah menjadi legenda yang diceritakan turun temurun. Ketiga benda tersebut adalah Tongkat sihir Elder, Batu Kebangkitan dan Jubah Gaib. Bila ketiga Hallow tersebut dipersatukan, maka akan membuat pemiliknya menjadi penakluk kematian.
Harry sangat yakin jubah gaibnya adalah salah satu dari ketiga Hallow tersebut, dan Batu Kebangkitan mestilah ada, sedangkan Tongkat Sakti Elder adalah tongkat sihir yang sedang dicari-cari oleh Voldemort sekarang. Namun nampaknya Voldemort sama sekali tidak mengetahui kisah Relikui Kematian ini.
Mereka bertiga akhirnya tertangkap oleh para pelahap maut, gara-gara Harry secara tidak sengaja lupa mengucapkan nama “Voldemort”. Sekarang nama itu “tabu” untuk disebutkan . Nama itu sudah dikenai mantra. Barangsiapa yang berani mengucapkan nama tersebut akan segera diketahui keberadaannya oleh para pelahap maut.
Mereka dibawa ke Malfoy Manor (kediaman keluarga Malfoy) yang sekarang menjadi markas para pelahap maut. Namun sekali lagi mereka berhasil meloloskan diri berkat pertolongan tak terduga dari Dobby si peri rumah merdeka.
Mereka juga berhasil menyelamatkan Luna, Dean Thomas, Ollivander (pembuat tongkat sihir) danGriphook (salah satu Goblin penjaga di Gringotts). Sayangnya Dobby tak terselamtkan nyawanya, karena terkena belati Belatrix Lestrange. Padahal mereka belum sempat mengetahui siapa yang mengirimkan Dobby untuk menyelamatkan mereka. Harry sangat terpukul dengan kematian Dobby. Untuk sementara kemudian, mereka bersembunyi di rumah Fleur dan Bill.
Harry , Ron, dan Hermione merencanakan untuk membobol lemari besi Belatrix di Gringotts yang diperkirakan menyimpan salah satu hocrux Voldemort.  Mereka minta bantuan Griphook tapi dengan imbalan Pedang Griffindor. Tidak punya alternatif lain, mereka pun menyetujuinya. Setelah berhasil mengelabui goblin-goblin di Gringotts mereka mendapatkan piala Hufflepuff (hocrux) dan melarikan diri dengan terbang naik naga penjaga Gringotts yang berhasil lepas. Sementara ituVoldemort berhasil mendapatkan Tongkat Sihir Elder dari makam Dumbledore.
Keputusan terakhir mereka adalah pergi ke Hogwarts, karena Harry yakin disana tersimpan satu hocrux terakhir selain Nagini (ular Voldemort yang juga dijadikan hocrux). Di Three Broomsticks mereka diselamatkan dari pelahap maut oleh Aberforth yang tak lain adalah adik Dumbledore. Mereka berhasil masuk ke Hogwarts melalui jalan rahasia dan berkumpul kembali dengan Laskar Dumbledore (sekarang dipimpin oleh Neville Longbottom dengan gagah berani), Orde Phoenix dan teman-teman mereka, murid-murid di Hogwarts. Semuanya berani mati untuk berjuang melawan Voldemort. Mereka semua melindungi Harry, Ron, dan Hermione yang sedang mencari Diadem Ravenclaw di asrama Ravenclaw.
Lokasi Harry akhirnya diketahui oleh Voldemort dan para pelahap maut. Mereka bertiga berpacu dengan waktu untuk mencari Diadem Ravenclaw yang merupakan hocrux . Bersama yang  lainnya, mereka bertempur habis-habisan. Harry berhasil mendapatkan Diadem Ravenclaw, dan Ron serta Hermione menghancurkannya (termasuk piala Hufflepuff) dengan taring Basilisk yang diambil kedua sahabatnya itu dari Kamar Rahasia. Namun mereka harus kehilangan nyawa keluarga, dan sahabat-sahabat  terbaik mereka. Sungguh menyedihkan.
Selama pertempuran berlangsung, ternyata Voldemort berada di Shrieking Shack bersama Nagini. Pertempuran dihentikan untuk beberapa waktu agar Harry mau menyerahkan diri. Dalam waktu yang sempit itu, Harry beserta kedua sahabatnya melalui lorong rahasia di bawah Dedalu Perkasa datang menyelinap ke tempat Voldemort berada. Tak ada yang bisa mereka lakukan. Malahan mereka  menyaksikan Snape dibunuh oleh Voldemort demi mendapatkan kesetiaan penuh atas Tongkat Sihir Elder. Sebelum meninggal Snape memberikan ingatan-ingatannya kepada Harry.
Mereka kembali ke Hogwarts. Harry menyelinap sendirian ke ruang Kepala Sekolah Hogwarts untuk melihat ingatan Snape melalui Pensieve yang ada di sana. Ingatan Snape yang sangat-sangat mengharukan, sisi baiknya yang tak pernah terungkapkan pada siapapun kecuali Dumbledore. (aku pribadi sangat suka bagian cerita yang ini. Karena dari Harry Potter ke 1 sampai ke 7 ini aku tidak percaya bahwa Snape itu jahat. Aku selalu merasa bahwa dia menyembunyikan suatu kebaikan yang tak terkatakan. Ternyata benar. Tapi sedih deh dengan kisah Severus Snape dan cintanya yang tak kesampaian).
Namun hal terpenting yang hendak disampaikan kepada Harry bukanlah hal tersebut. Hal yang sangat mengerikan pun terungkap. Seserpih jiwa Voldemort yang tercabik pada malam meninggalnya James dan Lily Potter, menempelkan diri pada jiwa Harry. Sebagian Lord Voldemort hidup di dalam Harry. Maka Voldemort tidak bisa mati selama Harry masih hidup. Agar Voldemort bisa dibunuh maka Harry harus mati terlebih dahulu di tangan Voldemort.
Keunggulan :
Dari segi terjemahan novel ini sudah memiliki kwalitas yang baik, saat membaca kita tidak merasakan kesulitan karena sudah sesuai dengan Bahasa Indonesia, kita bisa memahami maksud dan tujuan penulis. Selanjutnya mengenai kemasan novel ini sudah di adaptasikan dengan menarik, dari gambaran ilustrator yang melukiskan tokoh utama di cover depan dengan warna kuning genteng yang dipadukan dengan warna hitam yang apik. Novel dengan 2 jenis cetakan ini yaitu hard cover dan soft cover, memang sangat dinanti-nantikan di kalangan pencintanya sejak sebelum hari penerbitan sudah banyak orang yang memesan jauh-jauh hari karena takut ketinggalan seri terakhir novel best seller ini.
Novel ini cocok bagi anak-anak maupun dewasa, semua kalangan yang memiliki hobi membaca dan ketertarikan pada sebuah narasi yang benar-benar fantasis dan mengagumkan.



Kelemahan :
Tetapi, jika kita tidak pernah dan tidak mengetahui cerita atau dari seri terdahulunya terkadang kita tidak bisa untuk memahami maksud dan tujuan apa yang disajikan oleh penulis, karena banyak terdapat kata-kata maupun istilah yang ditulis penulis tidak kita pahami atau kita ketahui. Jadi, seseorang akan memdapat kesulitan jika tidak membaca edisi sebelumnya. Belum lagi tebalnya halaman yang menjadi faktor untuk membuat rasa enggan bagi pembaca yang baru mau memulai membaca. Tetapi, jika kita telah membacanya ada dorongan dari dalam diri untuk membacanya hingga selesai karena ketertarikan dengan akhir dan bagiamana cerita selanjutnya dan bagaimana kisah perjalanan mengesankan penyihir muda ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar